Hari ini 16 Ramadhan 1441 H saya kehilangan sosok seorang kakak,
dipanggil olehNya dibulan suci Ramadhan, saya yakin Allah lebih
menyayanginya, semoga Husnul Khatimah.
Kakak ipar yang “Rasanya” seperti kakak kandung sendiri, kakak
yang mengajarkan banyak hal dan hadir dibeberapa bagian cerita kehidupanku, jasanya
banyak buat saya walau baru mulai mengenalnya
disaat saya berusia 14 Tahun, saya wali nikah saat nikah dengan kakak kandungku,
diam diam saya mencuri ilmunya, belajar bagaimana bersikap sosial berbagi
dengan sodara, peduli, saling bantu dan belajar berbagai hal tentang teknologi yang
saat itu sangat saya gandrungi.
Saya teringat dengan kesedihanku waktu itu, saat menziarahinya bersama beberapa teman sekolahku di hari idul fitri tahun 1994 lalu di rumah orang
tuanya di Suppa, masih sangat jelas tergambar bagaimana dia mengambil beberapa
cangkir dari lemari di ruang tamu dan menyuguhi sendiri teh hasil racikannya
kepada kami.
Saya teringat bagaimana dia mensupport saya menyelesaikan
skripsi dengan diam diam menyiapkan PC lengkap dengan printnya standby dirumah
disaat mana PC dan Printer waktu itu adalah barang yang masih langkah.
Saya ingat bagaimana dia mengunjungiku di kost saat kuliah,
disaat pamit pulang menyelipkan selembar rupiah ke saku bajuku yang tertulis dikertasnya tertera
angka “Dua Puluh Ribu”, nilai yang lumayan besar untuk mahasiswa yang saat itu
dengan sewa kamar kost 150rb setahun ditahun 1995.
Saya teringat semangatnya yang tidak pernah alpa menjemput dan mengantar kami di pelabuhan dan bandara disetiap saat kami kembali ke kampung halaman.
Saya masih ingat bagaimana dia menelepon saat rindu dengan
anak saya keponakannya.
Masih teringat pertemuan terakhir di tahun 2012 delapan tahun lalu di Pinrang, saat melirik dengan mata berkaca-kaca melepaskan kepulangan saya ke kalimantan, dari jauh dibalik jendela mobil kulihat raut wajahnya menampakkan kesedihan, sedih melihat saya meninggalkan kampung halaman setelah Mama' tercinta berpulang untuk selama-lamanya.
Sangat jelas teringat di ujung Tahun 2015 saat bagaimana dia mendukung mutasi kerjaku ke sulawesi, tanpa setetes keringat dari saya, surat dokumen mutasi siap terima dari tempat kerja yang dituju selesai diurusnya.
Dan masih banyak kenangan dan ingatan yang menempel dimemori tentang kebaikan kakakku JASMAN AZIS.
Tidak dapat kuungkap semua dengan sebuah catatan di tempat terbatas
ini, sebagian telah kucatat disini dan pernah juga kutulis dibuku pengantar
Skripsiku, kutulis namanya dengan HURUF KAPITAL TEBAL sebagai ungkapan terimakasihku atas jasanya
saat masih hidup waktu itu walau buku itu tidak pernah dibacanya.
Selamat Jalan Kak Jasman, kebaikanmu selalu kukenang semoga
itu menjadi bagian butir amal-pahalamu yang menyejukan dan melapangkan kuburmu.
Ya Allah sayangilah dia sayangilah kakakku maafkanlah segala khilafnya, dia
orang baik, kumpulkan dia bersama dengan orang-orang baik, terangi dan
lapangkanlah kuburnya, dan muluskanlah perjalanannya disana, Aamiin.. YRA, Alfatihah
Tarakan, 09 Mei 2020 Pukul 09.32
Innalillahi wa inna ilaihiroji'uun....
BalasHapusTurut berduka cita 😢ðŸ˜
Semoga amal ibadahnya di terima disisi allah, aamiin....
Terimakasih doanya
HapusYaa ALLAH Yaa Rahman Yaa Rahim Ampunilah sgala Dosa2 alm.Bpk Jasman Azis, Trimalah smua Amal kebaikanx smasa hidupx, Tempatkanlh dia dikalangan orang2 yg brTaqwa & brIman kpdMU, lapangkan & brikanlah NUR Nabi MUHAMMAD SAW diAlam kuburx...Aamiin3x Yaa ALLAH....
BalasHapusAamiin YRA, Terimakasih doanya
Hapus