Selasa, 01 Januari 2013

Pesta vs Tidur

Pagi yang cerah hari ini tidak secerah tiga hari terakhir yang setiap hari langit dihiasi awan mendung lengkap dengan turunnya hujan seharian sambung-menyambung sampai malam, namun sepertinya do’a kebanyakan orang yang sedang memeriahkan pelepasan tahun atau penyambutan tahun baru 2013 semalam dikabulkan, mereka tidak terkendala dengan cuaca hujan, do’a dan harapan mereka berbanding terbalik dengan keinginannku, kebisingan letupan mercon dan petasan serta kembang api membuat jadwal tidurku terganggu, “Semoga hujan turun sederasnya malam ini” do’a ku, tapi itu tidak terjadi, ya pesta berlanjut tua muda bahkan balita pun yang belum tahu menahu hanya karena ikut tradisi orang tuapun ikut memeriahkannya, pesta begadang menyambut pergantian tahun yang seakan sudah menjadi tradisi di masyarakat itu kelihatannya menjadi sesuatu yang harus, dan bahkan sudah menggeser ke nilai sosial, seperti gengsi, dan prestise.


Perayaan yang tidak pernah masuk diakal sehat saya itu tumbuh menjamur ke sendi-sendi masyarakat, perbandingan yang sangat mencolok terasa dengan pertamakalinya menetap di kota ini tahun 2008 empat tahun yang lalu, acara pergantian tahun baru tidaklah semeriah tahun ini, saya tidak bisa menuntaskan rangkaian acara do’a bersama di Masjid Agung Istiqamah pada waktu itu, selain tak tahan ngantuk karena tak terbiasa begadang juga karena mengkuatirkan perjalanan pulang selarut itu, sepanjang jalan kendaraan yang lalu lalang masih terlalu sepi bahkan di beberapa titik lokasi tidak satupun berpapasan dengan kendaraan lain,  jangankan di tempat saya yang dipinggaran kota ini, di tengah kota pun tidaklah nampak keramaian pesta yang mencolok, suasana empat tahun lalu itu sangatlah berbeda dengan sekarang entah karena kesejahteraan masyarakat juga sudah meningkat, salah satu penyebab maraknya pesta tahun baru memang sepertinya karena faktor ekonomi yang sudah semakin membaik, mana ada terompet, petasan dan kembang api yang gratis, ikan, jagung, itik, bebek dan hidangan lain yang biasanya dibakar-bakar itu gratis, ataupun bbm yang juga gratis untuk diminum oleh mobil dan sepeda motor untuk mutar-mutar kota tanpa tujuan itu. Tapi itulah pesta; kepuasan tidak bisa dirangkai dengan kata-kata, itulah hak asasi; tiap manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya untuk memilih jalan hidupnya termasuk memeriahkan pergantian tahun baru lengkap dengan amonisinya termasuk membakar mercon yang menggelegar bunyinya, suara dentungan musik yang over kapasitas melebihi kesanggupan amfliper dan sound sitemnya serta suara knalpot sepeda motor yang tidak mau kalah dengan suara petasan dan mercon,  tapi bagaimana dengan hak orang lain yang terganggu istirahat tidurnya dengan kebisingan-kebisingan itu ?? jawabnya: tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Ditulis Oleh : adamang // Selasa, Januari 01, 2013
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
" Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, SALAM KENAL "
Diberdayakan oleh Blogger.