Rabu, 02 Januari 2013

Tugas 1 Semester Genap IPS Kelas 7

Peta, Atlas, dan Globe



A. Karakteristik Peta, Atlas, dan Globe
1. Peta

Peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakkan-kenampakkan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya den­gan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan (ICA, 1973).
2. Atlas
Secara sederhana atlas adalah kumpulan peta yang dibukukan. Peta yang dibukukan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari. Peta yang dibukukan juga menggambarkan cakupan wilayah tertentu. Beberapa contoh berikut ini adalah atlas dengan cakupan wilayah yang berbeda.
1. Atlas nasional memuat data fisik, sosial, budaya suatu negara, misalnya atlas Indonesia.
2. Atlas regional merupakan atlas yang memuat data fisik, sosial, dan budaya suatu kawasan, misalnya atlas negara-negara ASEAN.
3. Atlas dunia memuat data fisik, sosial, budaya seluruh negara-negara yang ada di dunia.
Atlas juga dapat dikelompokkan berdasarkan tema-tema tertentu. Hal ini dimaksudkan agar informasi tentang tema-tema tertentu dapat disajikan dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa contoh atlas semacam ini adalah:
1. Atlas geografi merupakan atlas yang di dalamnya memuat kondisi geografis berbagai wilayah di permukaan bumi.
2. Atlas sejarah merupakan atlas yang di dalamnya memuat perubahan atau perkembangan kondisi sosial, budaya, dan fisik di permukaan bumi.
Agar atlas mudah dibaca dan informatif maka atlas harus disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Judul yang mencerminkan isi atlas secara keseluruhan.
2. Daftar isi untuk memudahkan pengguna mencari daerah yang diperlukan.
3. Peta yang ada dalam atlas harus memuat unsur-unsur kelengkapan peta.
4. Peta yang ada pada atlas harus menggunakan warna yang baku dan jelas sehingga setiap orang dapat dengan cepat mengenali objek pada peta.
5. Memiliki daftar indeks yaitu daftar nama geografi yang ada pada atlas seperti nama sungai, kota, gunung dan lain-lain. Berikut adalah contoh daftar indeks pada peta.
a. Bandung, Jawa Barat B318 artinya, Kota Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat pada atlas halaman 18 baris 3 kolom D. Jika kalian akan mencari Kota Bandung pada indeks, maka carilah kelompok kota yang berabjad B.
b. Cianjur, Jawa Barat C319, artinya Kota Cianjur terletak di Propinsi Jawa Barat pada atlas halaman 19 baris 3 kolom C.
3. Globe
Globe adalah model atau tiruan bola bumi yang paling mendekati bentuk yang sesungguhnya, diperkecil, dan menggunakan skala tertentu. Sebuah globe dipasang miring atau tidak tegak lurus dengan bidang permukaan tempat globe disimpan, hal ini disesuikan dengan poros bumi yang juga miring sebesar 66,50 dari bidang edarnya atau disebut bidang ekliptika.
Walaupun bentuknya mirip dengan bumi, namun globe memiliki kelemahan, yaitu:
1. skala globe terlalu kecil sehingga informasinya tidak lengkap atau masih bersifat umum. Banyak informasi yang tidak terpetakan pada globe.
2. globe tidak mudah di bawa ke mana-mana seperti halnya peta yang bisa dilipat.
Walaupun memiliki kelemahan, namun globe juga memikiki kegunaan atau kelebihan, yaitu di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bentuk globe menyerupai bentuk bumi yang sebenarnya.
2. Letak astronomis dan geografis pada globe mudah dipelajari karena mengikuti bentuk bumi. Pada peta, garis lintang dan garis bujur merupakan hasil proyeksi yang mengandung unsur distorsi atau kesalahan.
3. Gambar daratan dan lautan pada globe dapat terlihat persebarannya sesuai dengan kenyataan.
4. Pembagian iklim matahari dapat lebih mudah dipelajari dengan menggunakan globe.
5. Globe dapat menirukan gerakan rotasi bumi dan posisi bumi terhadap ekliptika.
Informasi tentang permukaan bumi yang dapat diperoleh dari globe sangat terbatas, namun terdapat informasi penting yang dapat diperoleh yaitu di antaranya adalah:
1. mengetahui letak astronomis suatu wilayah di permukaan bumi.
2. mengetahui perbedaan iklim berdasarkan garis lintang (klasifikasi iklim matahari)
3. mengerahui perbedaan daerah waktu di dunia.
4. mengetahui persebaran bentang alam seperti daratan, lautan, danau, sungai dan lain-lain.
5. mengetahui sebaran bentang budaya seperti kota dan negara.

B. Komponen-komponen pada peta
Unsur-unsur kelengkapan peta terdiri atas:
1. Judul Peta
Judul peta memberikan gambaran tentang isi peta dan daerah cakupan peta. Judul disusun dengan ukuran huruf yang lebh besar dari ukuran huruf lainnya pada peta dengan maksud agar nampak mencolok dan si pengguna secara langsung tertarik untuk melihat terlebih dahulu judul peta, sehingga dia mengetahui isi peta.
2. Skala Peta
Peta merupakan gambaran tentang permukaan bumi yang diperkecil. Untuk memperkecil permukaan bumi yang sebenarnya tersebut maka sebuah peta harus memiliki skala agar perbandingannya dapat diketahui oleh pengguna peta. Jadi skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama). Skala dapat dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a. Skala angka
Skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan, contohnya:
- skala angka : 1 : 50.000
- skala pecahan : 1/50.000
Skala 1 : 50.000 berarti satu satuan jarak pada peta me­wakili 50.000 jarak horizontal di lapangan. Jika tidak ada keterangan satuan pada skala tersebut berarti keduanya menggunakan satuan cm, sehingga jika dibaca menjadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di lapangan.
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Skala ini menggunakan kalimat untuk meng­gambarkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
Contoh:
- 1 inchi to one mile, artinya 1 inchi di peta sama dengan 1 mil di lapangan
- I inchi to two miles, artinya 1 inchi di peta sama dengan 2 mil di lapangan
c. Skala grafis
Skala grafis dinyatakan dalam bentuk garis yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan satuan tertentut.
3. Orientasi Peta
Orientasi peta menunjukkan arah pada peta. Bayangkanlah jika sebuah peta tanpa orientasi peta tentu akan sangat membingungkan pengguna peta, bukan? Pengguna peta akan kesulitan memnentukan arah untuk mencapai objek-objek tertentu atau posisi objek terhadap objek lainnya. Biasanya orientasi peta yang dipakai menggunakan rujukan arah utara.
4. Legenda Peta
Legenda peta berisi keterangan objek yang ada pada peta. Setiap unsur atau objek yang ada pada muka peta harus disertai dengan keterangan pada legenda peta, baik berupa unsur titik, garis, maupun area. Jika sampai ada objek yang luput atau tidak ada keterangannya pada legenda peta maka akan membingungkan si pengguna peta.
5. Garis Lintang dan Bujur
Kelengkapan peta yang tak kalah pentingnya dari unsur lainnya adalah koordinat peta. Koordinat peta memberikan gambaran posisi masing-masing objek berdasarkan sistem koordinat tertentu diantaranya koordinat lintang bujur, koordinat UTM dan lain-lain. Setiap tempat atau objek yang tergambar pada peta terikat oleh koordinat peta.
6. Peta Inset
Tidak semua orang dengan mudah mengetahui posisi peta pada wilayah lainnya yang lebih luas. Sebagai contoh, jika seorang turis melihat peta Kabupaten Bandung, mungkin dia tidak akan tahu secara langsung posisi daerah tersebut. Karena itulah, sebuah peta perlu dilengkapi dengan indeks yang menunjukkan posisi peta diantara wilayah lainnya yang lebih luas. Jika peta yang digambarnya adalah Kabupaten Bandung, maka inset petanya adalah Jawa Barat atau wilayah yang lebih luas.
7. Pembuat Peta
Pembuat peta dapat berupa perorangan maupun lembaga. Tujuan pencatuman pembuat peta adalah agar si pengguna peta dapat meyakini akan kebenaran dan keakuratan isi peta. Biasanya nama pembuat peta ditempatkan pada sudut kanan bawah sebuah peta. Lembaga-lembaga yang memiliki tugas membuat peta di antaranya adalah.
a.       Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).
b. Jawatan Topografi Angkatan Darat (Jantop TNI AD)
c. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan waktu pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat penting untuk dicantumkan mengingat sebagian fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat tetap atau mengalami perubahan. Sebagai contoh, pada saat peta di buat, suatu kompleks permukiman pada suatu wilayah masih sangat terbatas. Beberapa tahun kemudian, permukiman tersebut telah meluas menggantikan lahan pertanian yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, peta yang dibuat sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini atau sudah tidak akurat.
C. Jenis Peta
Peta dapat dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi peta umum dan peta khusus/tematik. Peta umum adalah peta yang di dalamnya menampilkan berbagai objek yang ada di permukaan bumi secara umum. Objek-objek tersebut di antaranya tentang ketinggian, wilayah perairan (sungai, danau, dan laut), dan objek-objek buatan manusia seperti jalan, kota dan lain-lain.
Berbeda dengan peta umum, peta tematik adalah peta yang hanya menampilkan satu tema. Tujuannya adalah untuk menampilkan informasi yang lebih khusus tentang tema-tema tertentu. Objek lainnya yang tidak diperlukan tidak ditampilkan. Contoh peta tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta jenis tanah, peta geologi, dan lain-lain.
D. Menentukan Skala Peta
Skala peta dapat ditentukan sesuai kebutuhan sebelum peta tersebut dibuat. Namun, skala peta dapat pula ditentukan setelah kalian membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada sketsa atau peta yang mudah dikenali atau diukur di lapangan, misalnya jarak dari persimpangan jalan satu ke persimpangan jalan berikutnya.
b. Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut di lapangan.
E. Simbol-Simbol Geografi Pada Peta
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya di permukaan bumi. Pembuatan simbol tentu tidak sembarangan karena harus memperhatikan aturan dan estetika atau keindahan. Tujuannya adalah agar si pembaca atau pengguna peta tertarik dan mudah membacanya.
Simbol geografi pada peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Dilihat dari bentuknya, simbol dapat dibagi menjadi simbol titik, garis, dan area.
a. Simbol Titik
Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol titik yang ujudnya dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan ben­tuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam bentuk huruf digunakan untuk menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
b. Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk menyajikan unsur- unsur yang ada di permukaan bumi, baik berupa garis khayal maupun garis yang sebenarnya. Sebagai contoh, batas administrasi adalah batas khayal karena tidak ada wujudnya di permukaan bumi, sedangkan jalan adalah unsur sebenarnya yang ada di permukaan bumi.
c. Simbol Area/Luas
Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya di­upayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya, sedangkan simbol luas abstrak penyajiannya meng­gunakan garis atau titik-titik.

Selasa, 01 Januari 2013

Pesta vs Tidur

Pagi yang cerah hari ini tidak secerah tiga hari terakhir yang setiap hari langit dihiasi awan mendung lengkap dengan turunnya hujan seharian sambung-menyambung sampai malam, namun sepertinya do’a kebanyakan orang yang sedang memeriahkan pelepasan tahun atau penyambutan tahun baru 2013 semalam dikabulkan, mereka tidak terkendala dengan cuaca hujan, do’a dan harapan mereka berbanding terbalik dengan keinginannku, kebisingan letupan mercon dan petasan serta kembang api membuat jadwal tidurku terganggu, “Semoga hujan turun sederasnya malam ini” do’a ku, tapi itu tidak terjadi, ya pesta berlanjut tua muda bahkan balita pun yang belum tahu menahu hanya karena ikut tradisi orang tuapun ikut memeriahkannya, pesta begadang menyambut pergantian tahun yang seakan sudah menjadi tradisi di masyarakat itu kelihatannya menjadi sesuatu yang harus, dan bahkan sudah menggeser ke nilai sosial, seperti gengsi, dan prestise.


Perayaan yang tidak pernah masuk diakal sehat saya itu tumbuh menjamur ke sendi-sendi masyarakat, perbandingan yang sangat mencolok terasa dengan pertamakalinya menetap di kota ini tahun 2008 empat tahun yang lalu, acara pergantian tahun baru tidaklah semeriah tahun ini, saya tidak bisa menuntaskan rangkaian acara do’a bersama di Masjid Agung Istiqamah pada waktu itu, selain tak tahan ngantuk karena tak terbiasa begadang juga karena mengkuatirkan perjalanan pulang selarut itu, sepanjang jalan kendaraan yang lalu lalang masih terlalu sepi bahkan di beberapa titik lokasi tidak satupun berpapasan dengan kendaraan lain,  jangankan di tempat saya yang dipinggaran kota ini, di tengah kota pun tidaklah nampak keramaian pesta yang mencolok, suasana empat tahun lalu itu sangatlah berbeda dengan sekarang entah karena kesejahteraan masyarakat juga sudah meningkat, salah satu penyebab maraknya pesta tahun baru memang sepertinya karena faktor ekonomi yang sudah semakin membaik, mana ada terompet, petasan dan kembang api yang gratis, ikan, jagung, itik, bebek dan hidangan lain yang biasanya dibakar-bakar itu gratis, ataupun bbm yang juga gratis untuk diminum oleh mobil dan sepeda motor untuk mutar-mutar kota tanpa tujuan itu. Tapi itulah pesta; kepuasan tidak bisa dirangkai dengan kata-kata, itulah hak asasi; tiap manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya untuk memilih jalan hidupnya termasuk memeriahkan pergantian tahun baru lengkap dengan amonisinya termasuk membakar mercon yang menggelegar bunyinya, suara dentungan musik yang over kapasitas melebihi kesanggupan amfliper dan sound sitemnya serta suara knalpot sepeda motor yang tidak mau kalah dengan suara petasan dan mercon,  tapi bagaimana dengan hak orang lain yang terganggu istirahat tidurnya dengan kebisingan-kebisingan itu ?? jawabnya: tanyakan pada rumput yang bergoyang.

 
" Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, SALAM KENAL "
Diberdayakan oleh Blogger.