Jumat, 31 Juli 2020

Idul Adha dan Miladku


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd, demikian suara takbir berkumandang dan bergemah mulai ba’da magrib kemarin disetiap langgar, mushollah dan masjid sebagai tanda telah masuknya tanggal 10 Dzulhijjah, hari raya yang kedua di tahun ini, tahun penuh keterbatasan karena efek pandemi covid-19, namun dibandingkan perayaan Idul Fitri dua bulan lalu, hari raya kali ini lebih semarak dan lebih khusyuk karena masjid-masjid sudah diperbolehkan melangsungkan sholat Ied secara berjamaah.

Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1441 Hijriah bertepatan dengan 31 Juli 2020 Masehi, tanggal keramat buat saya, tanggal dimana 45 tahun yang lalu seorang ibu dengan perjuangan dikala sakit beliau harus melewati proses persalinan, mengikuti sunnatullah kodrat seorang wanita yang bersuami untuk melahirkan anaknya, dan proses itu berhasil dijalankannya dan berjasa melahirkan seorang anak yang saat ini mencoba menulis catatan ini, Alfatihah untuk Almaruhumah semoga diampunkan segala salah dan dosa serta diterima segala amal ibadahnya ...Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Milad yang bersamaan waktunya dengan Idul Adha tahun ini seakan akan Allah memperingatkan saya dengan adanya dua kejadian yang memiliki keterikatan makna , "tidak ada yang kebetulan di dunia" kata para sufi, namun makna apa pun yang ditakdirkan kuberharap kebaikan dan keberkahan dariNya.

Idul Adha merupakan hari raya umat Islam untuk memperingati peristiwa besar Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, peristiwa yang sangat dahsyat yang Allah SWT abadikan kisahnya dalam kitab suci Al Qur’an. Ada kisah tentang sabar disitu dengan level kesabaran yang sangat tinggi telah ditorehkan dengan tinta emas pada kisah perjalanan hidup manusia oleh keluarga Nabi Ibrahim AS yang dimulai dengan kesabaran Siti Hajar istri Nabi Ibrahim yang ditinggal berdua dengan Ismail yang masih bayi ditempat tandus dan sepi, perjuangan mencari sumber air sumber kehidupan dan bertahan hidup sampai akhirnya pada peristiwa perintah Allah turun menguji Nabi Ibrahim yaitu perintah penyembelihan Nabi Ismail AS, dan rentetan kisah mulia itu telah dijadikan syariat haji oleh Allah SWT yang dilakukan oleh calon haji yang berasal dari segala penjuru bumi setiap tahunnya.  

Dengan usia yang tidak muda lagi, 45 tahun yang milad 31 juli hari ini bertepatan dengan Idul Adha yang saya anggap sebagai peringatan hari sabar sedunia, sepertinya mengajak saya untuk flashback kembali untuk mengingat atas perjalanan hidup 19 tahun terakhir di tanah perantauan atas pengorbanan yang merupakan takdir yang harus dijalankan dan semua manusia pasti mendapatkan kisah hidup dengan pengorbanan dengan level dan takaran yang berbeda-beda sesuai dengan kesanggupannya yang diberikan oleh sang pencipta dan cara menghadapinya adalah dengan sabar, ya harus sabar dan jika itu terasa berat maka Idul Adha ini adalah bahan tafakur dan pembanding, kisah keluarga Nabi Ibrahim AS adalah bahan refleksi, bahwa pengorbanan kita belum ada apa-apanya dibandingkan beliau. Wallahu a’lam bish-shawab

Barakallahu fii umrik, Ya Allah berkahilah sisa umurku, jadikanlah anak, cucu, keturunanku menjadi orang- orang sholeh-sholehah yang tawadhu’ , ajari kami mencintaiMu, mencintai AgamaMu, mencintai KitabMu, mencintai RasulMu, dan mencintai apa yang Engkau cintai, Aamiin Ya Rabbal Alamin...
  

 
" Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, SALAM KENAL "
Diberdayakan oleh Blogger.