Kamis, 27 Desember 2012

‎5 NASEHAT MENJELANG KEMATIAN

Bismillaah

Ketika Abdullah bin Mas’ud menemui kematiannya, ia memanggil puteranya: “Ya Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, aku ingin berpesan padamu tentang lima hal. Jagalah demi menjalankan pesanku ini.

Pertama: Hilangkanlah rasa putus asa dari hadapan orang banyak, sebab demikianlah kaya yang sesungguhnya.

Kedua: Tinggalkan mengemis (untuk kebutuhan hidupm
u) dari orang
lain, sebab yang demikian itu adalah kemiskinan yang kau datangkan sendiri.

Ketiga: Tinggalkan hal-hal yang kau anggap tak berguna. Jangan sekali-kali sengaja kau mendekatinya.

Keempat: Jika kau mampu, janganlah sampai terjadi padamu satu hari di mana hari itu lebih tidak lebih baik dari kemarin. Usahakanlah.

Kelima: Jika engkau shalat, lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Resapi dan renungkan seakan engkau tak akan shalat lagi setelah itu.

باركــ اللّــــہ فـــــــيك


Bagi sahabat Fillaah Bila bermanfaat Silahkan di Share / Bagikan ke sahabat yang lainnya



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

منْ دعاَ إلى هُدَى كَانَ له من الأجرِ مثلُ أُجورِ منْ تَبِعَهُ لا ينْقُصُ ذَلِكَ منْ أُجْورِهمْ شَيْئاً ومنْ دعاَ إِلىَ ضَلاَلةِ كاَن عليهِ من الإثمِ مثْلُ آثامِ مَنْ تبعَهُ لاَ ينْقُصُ ذَلِكَ من آثامهم شَيئاً رواه مسلم 4831.

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Barangsiapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” .


Sumber: Fan page Facebook: "Kata-Kata Hikmah"

Rabu, 26 Desember 2012

Sepenggal Kenangan bersama Kawan “Inspiratif”


Malam belum begitu larut, biasanya jam 10 malam mataku mulai meminta untuk diistirahatkan tapi malam ini sudah beberapa kali kucoba berusaha memejamkan mata namun hati belum bisa konek dengan mata, kedua ciptaan Tuhan itu belum bisa tunduk dengan keinginannku untuk segera tidur, sesekali hayalan menerawang jauh hingga teringat dengan beberapa kejadian yang telah berlalu, ada beberapa lembaran peristiwa yang sempat hinggap di kepala, akan tetapi hanya ada satu yang saya respon dan bahkan mengajakku untuk bernostalgia kembali, ya ... saya suka ini gumamku dalam hati, pribadi ini unik kataku, demikian disaat memulai nostalgiaku lewat media hayalan, seakan film diputar kembali kemasa lalu, ini bukan cerita fiksi tapi non fiksi makanya gampang untuk kulakoni dalam dunia hayalan.... he...he...

Setelah beberapa menit bernostalgia dalam dunia hayalan atau katakanlah dunia gaib (biar kren kedengarannya, ca’ ilah)...., saya seakan bisa menggali kembali keunikan pribadi teman yang  satu ini, bahkan tanpa kusadari ternyata dia telah menginspirasiku walau mungkin inspirasi itu muncul dan lahir dari teory yang  kujadikan dasar selama ini namun dia telah lebih dahulu mengaplikasikannya (ini bukan kasus plagiat atau pencurian hak cipta bro)...teori tanpa aplikasi hasilnya nol besar itulah saya, (kacian deh aku).

Nama lengkapnya Estu Widodo dan biasanya dipanggil Pak Estu, dalam tulisan ini nantinya saya sematkan nama panggilan “mas bro” biar nyantai nulisnya, di dunia nyata pertemanan sering saya panggil dia Pak Es, nama krennya yang kreatif "Must is To" nama ini terpangpang dengan gagahnya di kontak BBMku yang sementara kupensiunkan karena tak sanggup ngisi pulsa rutin untuk berpaket BB ria ha..ha..., kembali kenama yg gagah tadi, kren kan? nah ini dia salah satu keunikan mas bro yang kadang tak terduga dia lebih kreatif dari yang saya duga, tapi bukan ini bagian yang menginspirasi saya, sabar ntar saya tunjukan inspirasinya he...he...

Photo Kenangan pada Peringatan HAB Kemenag 3 Januari 2012

Mas bro berbeda dengan teman yang lain, dari menyebut nama saya saja contohnya, sebagian kecil teman memanggil saya dengan Pak Adam dan sebagian besar memanggil saya Pak Damang, dari kedua penyebutan nama tadi tidak ada yang salah dan kedua-duanya saya aminkan karena seingat saya sejak di pendidikan SMP hingga di bangku kuliah, dan di dunia kerja pun teman-teman memanggil saya dengan kedua nama panggilan tersebut, terkecuali saat di Sekolah Dasar teman-teman memanggil nama lengkap saya "Adamang Gaji", saya ingat 100% itu karena sangat berkesan, “sangat lengkap pikirku”, prediksi saya, kami saling memanggil dengan menggunakan nama lengkap persis sama dengan daftar absensi di kelas karena masa usia SD adalah masa kepolosan hati atau hati tulus atau apalah namanya, koq jadi ribet jelasinnya, nah ini dia perbedaan mas bro dengan teman-temanku yang lain , dia memanggil saya sedikit persis dengan teman-teman SD saya yang polos tadi, "Pak Adamang" panggilnya, sekali lagi saya aminkan, ketiga nama tadi saya senang karena bagian dari pemberian orang tua dan insyaallah sudah tertulis di Lauh Mahfuzh, semoga Allah akan memanggil namaku disaat pembagian buku raport dan menyerahkan ketangan kananku di Padang Mahsyar kelak dengan sebutan salah satu dari empat nama panggilan tadi, dan yang tidak kalah pentingnya ialah surat-surat administrasi pemerintah bin dunia mulai dari Akte Kelahiran, KTP, Surat Nikah, Ijazah, SK CPNS/PNS (yang sudah sekian lama saya amankan di Bank), serta terakhir SK Guru Profesional dengan setia tercantum nama itu. Panggilan mas bro tersebut saya respect, saya yakin karena dia menghargai saya bukan karena kaku menghadapi saya atau jangan-jangan karena dia juga polos, sama dengan kepolosan teman-teman SDku di jaman dulu he....he.., tapi yang jelas bukan bagian ini yang menginspirasi saya.

Ada satu point dari perjalanan hidup kami yang mirip satu sama lain yaitu sama-sama melakoni hidup di negeri perantauan, dan yang jelas sama-sama pernah merasakan rindu kepada kampung halaman beserta isinya termasuk orang tua, teman-teman seperjuangan bahkan dengan mantan-mantan (mantan koleksi sepeda maksudnya) he..he..."santai bro".
Disetiap kesempatan kami selalu tidak menyia-nyiakan membahas tema yang  tidak asing lagi di telinga, di mulut bahkan di hati kami ha...ha.. waktu itu, saya pun agak heran tema itu koq tidak  jenuh-jenuhnya kami bahas padahal sudah berulang kali dibahas, Temanya adalah: "MUTASI", nah ini dia awal dari cerita inspiratif  tersebut, mari kita serius sejenak dan doakan saya semoga teory saya kelak bisa jadi teraplikasi amin....

"Entah takdir atau nasib membawa saya ke Kalimantan", kalimat itu mengawali pembicaraan kami hingga terungkap bahwa ternyata misi  kami sama, misi untuk "secepatnya" mutasi, kutipan secepatnya sebagai penegasan keinginan yang sangat kuat dan tak terbendung lagi untuk segera pulang kampung, lagi-lagi itulah kesamaan kami "secepatnya" ha...ha...saya dengan semangatnya menjabarkan banyak alasan entah saat itu dia sepakat dengan konsep saya atau tidak, wallahu a'lam tapi yang jelas kami satu misi dengan tujuan yang sama.

Walau waktu berlalu silih berganti namun isi topik pembicaraan kami disetiap kesempatan bertemupun terasa hambar rasanya jika tidak diselipkan tema misi kami yang sama itu, tak bosan-bosannya kami diskusikan, dan seminarkan he..he.., sampai akhirnya saat liburan sekolah yang bertepatan dengan bulan puasa 1432 H yang lalu, ternyata mas bro ini sedang menjalankan aksinya menuntaskan misi tersebut di kampung halamannya, ha...ha...satu pelajaran yang bisa dipetik dari usaha mas bro Estu saat itu: "menyelam sambil minum air" atau "sekali mendayu dua, tiga pulau terlampaui".

Seperti kebiasaan lama atau tradisi mas bro Estu yang  tidak ingin menyia-nyiakan setiap ada kesempatan liburan sekolah digunakannya untuk pulang kampung, bahkan terkadang kelajuan pulang kampungnya alias liburnya dipercepat dari jadwal libur yang legal ha...ha..ternyata mas bro memanfaatkan momen liburan tersebut sambil memantapkan bekal administrasi mutasinya di kampung halaman, langkah yang sangat maju pikirku dibanding saya yang hanya terlena dan terbuai  tak berdaya di kampung orang, saya berusaha sebatas harapan dan doa semata, itulah usaha maksimal yang kumiliki saat itu dan sekarangpun terasa  ada dinding yang sangat kokoh di depan saya, tembok itu entah wujud dari ketidak konsistenan atau pribadi pengeluh yang saya miliki, namun memang kenyataannya harus butuh banyak amunisi untuk menjalankan misi tersebut. Walhasil usaha mas bro ternyata tidak sia-sia, sekali jalan hasilnya mencapai 75%, artinya sisa 25% yang harus dihadapi dan harus diproses untuk menuntaskannya, dari persentasenya sih kelihatan gampang karena bilangannya lebih kecil, tapi ternyata disinilah tantangan terberatnya, ujian kesabaran, ketegaran, dan konsistensi letaknya disini, dengan semangat 45 mas bro telah melaluinya dengan slamat sentosa (kayak ibu yang sukses menjalani persalinan saja he...he..) dari momen inilah lahir  kisah inspiratif yang saya kagumi dan patut untuk dicontoh dalam menghadapi permasalahan saya, mas bro berhasil melewatinya dengan mantap dan mulus dan dalam jangka waktu yang sesingkat- singkatnya, apa rahasianya? apa cukup dengan kesabaran, ketekunan, dan yang paling heroik adalah konsistensi? tunggu jawabannya di session berikutnya !

Suatu hari seperti kebiasaan di sekolah setiap guru dan staf sudah mendapat jatah snack dan minum satu paket per hari, tapi berbeda dengan teman lainnya, biasanya di hari senin dan kamis saya dapat dua jatah, koq bisa? he..he... itulah keunggulan saya dalam bidang ini, mungkin sudah terlatih membaca situasi seperti ini apalagi jika berhubungan dengan makanan, saya paling antusias alias rakus he..he...tidak kusia-siakan untuk memanfaatkan momentum seperti ini, jatah yang satu itu adalah bagian mas bro entah dia tahu atau tidak, selama ini saya telah mengambil jatahnya (sorry bro, ikhlaskan ya..), apa itu perbuatan ilegal ? he..he.. saya rasa tidak, dari pada mubazzir pikirku walau tidak seizin yang punya, saya tetap menyantapnya mumpung orangnya lagi  berpuasa senin kamis he..he.. Nah ini dia jawaban dari rahasia yang saya sebutkan sebelumnya, mas bro menekuni puasa senin kamis dengan konsitensi tinggi, katanya biar mantap hajatnya, dan cepat dikabulkan oleh Allah katanya, saya kadang berpikir liar, jangan-jangan ini hanya kedok mas bro biar bisa hidup hemat diperantauan ha...ha... (just kiding bro), tapi itulah kenyataan bahwa keyakinan yang kuat mampu membuahkan hasil yang sempurna ..... itulah sepenggal cerita dari kasus mas bro yang mengINSPIRASI saya, “Niat, Bertindak , Sabar, Konsisten, Do'a dan Yakin”.

Sering kali saya mengandai-andai; peluang mas bro itu juga bisa berpihak kepadaku, semoga harapan itu  jadi kenyataan, dan semoga diri ini juga sanggup menggapai harapan dan cita-cita yang belum tuntas dan belum terkabulkan. Selamat mas bro, saya tahu mas bro di sana sudah tenang disisinya (he..he.. di sisi istri maksudnya) mas bro berhak dan pantas mendapatkan itu karena buah dari hasil perjuangan yang melelahkan, sekaranglah saatnya menikmati hasil perjuangannya, harapan saya semoga mas bro juga masih tetap konsisten dengan profesinya, jangan lupa berprestasi dan berkarya disana, jangan mendurhakai profesi yang sudah kita pilih, Guru adalah profesi yang sangat mulia insyaallah..
”Selamat Jalan Mas Bro do’a kan smoga saya segera menyusulmu”

Selasa, 25 Desember 2012

Kekuatiran


Ada dua orang pelancong yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.   Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia terbekap rasa kuatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana, ia kuatir jangan sampai ban mobil pecah dan tidak ada tambal ban disepanjang perjalanan.   Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah dengan bukit-bukit serta hamparan sawah yang menakjubkan. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.   Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. “Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama. “Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi,” kata pelancong kedua.   Kisah tadi menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali. “Kekuatiran tidak akan menambah sejengkal pun panjang usia kita.”Banyak orang hidup dalam kekuatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti. Akhirnya, orang yang seperti ini tidak akan menikmati kehidupan.   Kebahagiaan hidup hanya menjadi milik orang-orang yang mampu menikmatinya dengan penuh syukur. JAM KEHIDUPAN hanya sekali berputar.Ada menit yg harus dilalui dengan MANIS, ada pula menit yang harus dilalui dengan PAHIT. Jalanilah setiap DETIK dengan Karunia IMAN dan KASIH SAYANG dari ALLAH agar kita menjadi lebih BIJAKSANA dalam menjalani kehidupan ini.

Sabtu, 22 Desember 2012

Puisi untuk Ibu

Aku begitu mencintaimu, aku begitu merindukanmu, Kau begitu indah dan sempurnah dimataku. Pengorbananmu begitu tulus hingga aku sulit untuk membalasnya, Doa'ku selalu kupanjatkan untukmu.
Kasih sayangmu begitu besar, Pelukanmu begitu hangat hingga aku selalu terjaga dalam tidurku... Ibu..Ibu..Ibu.. aku rindu padamu aku rindu saat kau membuaiku dengan kasih sayangmu.
Ya Allah jagalah ibuku disisiMu dan biarkanlah ia merasakan surgaMu.
Ibu..Ibu..Ibu..apakah engkau mendengarkan jeritan ini, jeritan anakmu yang merindukanmu.
Ibu berikanlah ketegaran untuk anakmu ini, agar anakmu bisa terus senyum seperti senyumanmu yang tulus ...
"Slamat hari ibu...I Love You So Much"


Kamis, 13 Desember 2012

 
" Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, SALAM KENAL "
Diberdayakan oleh Blogger.