Jari terasa kaku seperti halnya kakunya kaki menggayuh
sepeda yang sekian lama tidak dilakukan, seperti ini terasa jari diatas
keyboard laptop hehe, mengetik tugas harian sebenarnya hampir tiap hari kulakukan
namun hanya sebatas input data dan editan saja dan itupun hanya membutuhkan
waktu yang relatif singkat pertemuan jari dengan keyboard, hari ini perjuangan
yang sangat heroik untuk mengalahkan rasa malas memenuhi naluri mengisi blog
yang sudah 2 tahun absen hehe, perjuangan itu tidak sekedar pengenalan kembali
antara jari dengan keyboard akan tetapi perjuangan memadukannya dengan pikiran
dan hati (haahaa bagian ini yang suli)t,
ssst dari awal sejak jaman kolonial memang bagian ini yang belum bisa
kujinakkan hehehe, kayak mana ya memadukannya????? INSPIRASI ????
Ya saya mulai dari kutipan Pak Dahlan Iskan kurang lebihnya
begini “Motivasi biasanya hadir saat kita dizolimi, klo tidak ada yang
menzolimi anggaplah ato rekayasa saja hati ini seakan-akan kita terzolimi”
hehehe, saya yakin perasaan mengalami posisi bottom, terendah, teraniaya,
terfakir, ter.... ter.... dan ter... lainnya dan apapun istilahnya itu
sangatlah manusiawi, itulah “pesimisme” barang yang sangat menjengkelkan yang
sering hinggap dan bersenandung di hati manusia, kayak lirik lagu aja....
Ada banyak karakter yang saya kenal bukan karena banyak
teman atau kenalan, akan tetapi karena profesi yang memaksakan, guru setiap
saat menjumpai siswanya dalam keadaan beragam karakter, tingkah laku pribadi
mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang unik atau yang limited edition pun
banyak hehe yang setiap tahun silih berganiti dihadapi, kelas 9 pergi
meninggalkan sekolah melanjutkan kejenjang lebih tinggi, tahun itu pula kelas 7
masuk dari berbagai sekolah dasar, itulah ritunitas sekaligus realitas. REALITASSSSSS.
Kembali ke kutipan Pak Dahlan tadi, orang dewasa
kemungkingan besar bisa menggunakan teori tersebut karena sudah masuk pada
tahap terjun kelapangan the real community, tapi buat siswa yang seumuran 12 sampai
15 tahun biasanya termotivasi karena percikan pujian dari luar dirinya maupun
muncul dari dirinya sendiri alias PD, tapi tidak sedikit pula anak seusia itu
sudah terbiasa dengan pengalaman dibully oleh teman-temannya hingga kelak saat
dewasanya ada keinginan untuk membalas dan mengejar ketinggalannya, tapi kasus
seperti ini hanya banyak kita jumpai dicerita-cerita fiksi saja di Tv maupun
sinetron, yang paling sering kasusnya itu mereka bisa bangkit karna pujian dari
guru, orang tua, bahkan dari teman sendiri, sehingga bisa memicu terus
motivasinya.
Pengalaman pribadi memuji siswa selama ini sangatlah ampuh untuk memotivasi mereka, itu saya lakukan sesuai apa yang pernah guru lakukan terhadap saya, hmhm bukan balas budi atau dendam www.nostalgia.com, itu semua upaya untuk memotivasi mereka, mereka adalah aset, minimal untuk dirinya sendiri, keluarga dan bangsanya kelak.... (patriot kedengarannya), ibaratnya orang yang berkunjung ke suatu tempat dan masih buta dengan lokasi tersebut, tentunya peluang tersesat banyak sekali, maka dia perlu pembimbing (guide) agar tidak tersesat, maka pada posisi demikian dibutuhkan peran kita sebagai orang yang pernah ke lokasi tersebut bisa membimbingnya dan menunjukkan jalan yang tepat, jalan yg lurus bukan yang bengkok, berkelok-kelok maupun berlobang-lobang, hehe bisa jatoh tuh...
Membagi pengalaman masa-masa sekolah dan memberikan contoh
karakter teman sekolah waktu masih menyandang siswa yang waktu itu sukses,
setengah sukses, sampai yang kurang sukses dan akhirnya menjadi apa mereka saat
ini, itu pula yang sering dan sangat ampuh untuk dishare sebagai pemicu
motivasi mereka.
Sudah lumayan panjang tulisan diatas tapi inti yang ingin dishare blum masuk hehe anggalap itu pendahuluan ato istilah gurunya apersepsi 10 menit sebagai pendahuluan hihihi.
Masih ada kaitan dengan motivasi, menyemangati itu perlu baik menyemangati orang lain lebih-lebih untuk diri sendiri, ada satu teori motivasi selain diatas tadi yang saat ini kugeluti, seperti ini kisahnya (ciahhhhhh).
Jauh dari teman-teman sepermainan masa kanak-kanak, teman
sekolah, sampai teman kuliah, bahkan teman spesial, dengan waktu yang cukup lama
tak bertemu menambah penasaran bagaimana kabar mereka, tapi dijaman globalisasi
ini akses komunikasi yang menyiapkan banyak pilihan dengan sosmednya, kerinduan
itu bisa diredahkan, tanpa berinteraksi bertatap muka, tanpa tanya jawab, dan
tanpa ditanya pun seorang teman diseberang sana bisa diketahui perkembangannya
bahkan perasaannya, knapa bisa hehe... jawabnya karna “up date status”, dan
“upload foto” di sosmed.
Hoby sejak kecil ngintip orang, (eh jangan salah paham bukan ngintip .........) maksudnya senang
ngintip album photo orang, kan dari photo kliatan sukses tidak suksesnya yang
empunya photo hihi, hoby itu tersalurkan lagi dengan menjamurnya aplikasi share
photo sosmed di dunia maya, dengan bantuan kecanggihan mesin pencari yang
bernama si Google dan Yahoo kita tidak perlu berlama-lama mendapatkan data
mengenai mereka, mencari apapun yang kita inginkan lewat mesin ini hampir
sempurnah dipenuhinya, kecanggihannya sudah tersohor mulai dari kota sampai ke
desa bahkan ke pedalaman, dari perumahan sampai keperkantoran dan sekolah, sampai
suatu waktu salah satu siswa saya berkelakar kehilangan buku dan siswa yang
lain merekomendasikannya mencari di google saja katanya, hehe. Kemampuan si
google ini saya manfaatkan untuk mengobati rasa rindu akan kabar teman-teman dimanapun
berada walau sampai diujung dunia bisa ditemukan oleh si google. Tanpa ragu dan
gentar memberanikan diri mengetik satu persatu huruf hingga merangkai satu
persatu nama teman di search enggine, maka muncullah profil mereka, tapi itu
hanya berlaku buat mereka yang narsis bin melek internet, bagi yang gaptek
nasib dan kabarnya tak bisa terdeteksi oleh si mesin cerdas ini, kacian-kacian.
Kabar itu banyak macam ada kabar baik, tidak baik, setengah
baik, sukses, tidak sukses, dan setengah sukses, kabar tentang mereka yang
terdeteksi lewat sosmed tersebut bermacam-macam jika ingin disederhanakan kabarnya tinggal dikapling-kapling
saja kedalam kategori-kategori yang saya sebut sebelumnya yaitu baik, sukses
dan seterunya, pengalaman menemukan mereka didunia maya untuk updating status
kebanyakan mereka dalam keadaan galau, berbeda dengan photo-photo yang diupload,
kebanyakan menampilkan photo-photo cantik dan gagah lengkap dengan gayanya ditambah
dengan background yang beraneka macam pemandangan alam maupun properti yang
mahal-mahal yang menggambarkan kabar baik serta derajat, kelas ekonomi dan
sosial mereka.
Update status galau yang bertolak belakang dengan upload
photo yang ekslusif menggambarkan kabar mereka sejahtera akan tetapi terjebak
dalam dunia kegalauan haha ... apapun itu memang kenyataan mereka baik-baik saja
bahkan saya yakin lebih baik dari itu, photo menggambarkan keadaan sebenarnya, kicauan
statusnya hanyalah bumbu-bumbu saja, kicauan status yang galau kemungkinan
karena latah (lagi trend) saat ini dan di ala-alay kan hehe biar tetap eksis.
Kesimpulannya mereka baik-baik saja bahkan jauh lebih baik
dari keadaan saya yang merantau jauh di kampung orang, ini alat pemicu motivasi
“kalo mereka bisa knapa saya gak bisa”, kita ambil yang positifnya bukan
bersaing secara negatif, bahkan bukan bersaing tanpa pesaing. Ini dia yang saya
maksud alat motivasi yang sekarang saya geluti, mencambuk diri sendiri yang telah
berkorban waktu, tenaga dan pikiran serta perasaan meninggalkan kampung
halaman, meninggalkan orang-orang tercinta utamanya orang tua.
Beberapa teman-teman telah memotivasi secara tidak sengaja
dan tanpa sepengetahuannya melalui informasi yang saya dapatkan melalui sosmed,
keadaan pekerjaan, study, keluarga, dan keadaan lainnya membuat “iri” dalam
artian positif, ditahun-tahun awal perantauan masih rajin kusisihkan ruang
dalam hati dan otak buat mereka, bagaimana kawan-kawan diseberang sana, apakah
kabarnya baik-baik saja? Ternyata kabarnya baik.
Saya bangga dengan mereka, beberapa diantaranya kubanggakan
dengan studynya yang sudah terpaut jauh dari saya yang masih stagnan dan masih
terus menikmati dengan strata yang sama sejak 15 tahun silam, beberapa yang
lain kubanggakan karena profesi mereka yang “gagah”, gagah dari sudut pandang
saya berarti nominal pendapatannya dan brand corporasinya, beberapa diantaranya
kubanggakan karena keberadaannya sekarang yang juga hijrah seperti ku, tapi
hijrahnya tidak tanggung-tanggung “kelas Internasional”, ada yang hijrah ke
Jepang, dan Australia, dan yang paling kubanggakan adalah mereka tidak salah
pilih dalam pasangan, mereka hidup bahagia, memiliki keluarga yang sejahtera, “moga
sakinah, mawaddah, warahmah” itu doaku buat mereka.
Ternyata kabarnya Sangat-sangat-sangat-sangat-sangat baik,
terimakasih Tuhan engkau telah dan selalu menjaganya dan ijinkan diri ini
menjadikan mereka sebagai motivatorku.
Catatan lainnya :