Selasa, 17 April 2012

Perjalanan Spritual 1

Tiba-tiba saya terbangun, entah brapa lama pulas tertidur, refleksku melihat sekeliling dari depan kebelakang suasana di atas bis terasa hening, bis masih tetap berjalan walau tidak selaju sore tadi, tirai perlahan kubuka ternyata benar kecepatan bis sangat berbeda dengan beberapa waktu yang lalu, bis berjalan dengan sangat lambat, pemandangan di luar sangatlah menakjubkan, seumur umur baru kali ini melihat langsung suasana kota yang bertebaran dengan gedung-gedung tinggi, ditambah sinar lampu yang mempercantik suasana malam, “ini jam berapa pikirku” kutarik perlahan lengan jaketku biar leluasa melihat jam yang ada di tangan kananku, sedikit bingung melihat jam itu yang menunjukkan pukul 7.15, namun kebingungan itu tidak berlangsung lama karena teringat kalo ternyata saya bukan di Indonesia, kucoba menghitung mundur 5 jam kebelakang ternyata ini sudah jam 2.15 dini hari waktu setempat, sementara bis masih berjalan dengan pelannya seolah-olah sang sopir sedang mengamati sekeliling jalan dan mencari tempat yang akan dituju, suasana masih tetap hening orang-orang di atas bis semuanya membisu entah mereka merasakan seperti yang kurasakan, terpana dan sibuk mengamati pemandangan sekeliling lewat kaca jendela, sesekali keheningan itu dipecahkan oleh suara sang sopir yang sedang berbincang dengan kernetnya, kelihatannya mereka membicarakan hotel yang kami tuju entah mereka bingung atau keliru jalannya, ataukah mereka memperbincangkan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan tujuan perjalanan kami, saya cuma menduga saja karena bahasa mereka tidaklah kupahami. Sepuluh menit kemudian bis bergerak semakin lambat dan sangat jelas di depan kami sekitar 30 meter sudah terparkir beberapa bis yang lain,  dan benar ternyata bis berhenti tepat di belakang bis yang juga satu tujuan dengan kami, satu persatu penumpang turun lewat dua pintu bis, saya memilih pintu depan kanan biar lebih cepat turunnya, disaat kedua kaki sudah menginjakkan lantai trotoar jalan, saya pun tidak ingin menyianyiakan kesempatan melihat sekeliling dengan puasnya, mata ini tertuju pada satu titik sekitar 200 meter pas di sebelah kanan bis, sebuah menara yang  sangat indah menakjubkan dibalik sebuah gedung tinggi, menara itu tidak asing lagi di mataku karena sudah terbiasa melihatnya walau hanya lewat photo dan media TV, Subhanallah saya bisa dengan jelas melihat  Menara “Masjid Nabawi”, melihatnya langsung dengan kedua mataku bukan lewat photo atau TV, ini nyata pikirku sambil kupegang erat tanganku untuk memastikan ini bukan mimpi, tidak terasa air mata ini menetes rasa syukur dan bahagia bercampur jadi satu, bibirku berucap “Subhanallah, Alhambulillah” Trimakasih Ya Allah Engkau telah mengundangku, Engkau telah memberikan kesempatan kepada hambaMu ini untuk menginjakkan kaki di Kota Rasul-Mu, Kota Orang yang Paling Mulia sejagad raya ini, “Madinah Al-Munawwarah” Subhanllah. 

Catatan lainnya :
Perjalanan Spritual 2


Ditulis Oleh : adamang // Selasa, April 17, 2012
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
" Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, SALAM KENAL "
Diberdayakan oleh Blogger.